Rapat Rapet Ribet
Bila ada sesuatu masalah atau sesuatu hal yang dirumuskan bersama, maka biasanya beberapa orang berdiskusi untuk menghasilkan solusi bersama. Bentuknya bisa berbagai macam, mulai dari bincang-bincang hingga yang sangat serius, misalnya workshop. Nah salah satu bentuk lainnya adalah Rapat.
Rapat adalah suatu bentuk yang sangat umum dan banyak dilakukan, dan di Indonesia ini biasanya dibumbui dengan kata akhirnya yaitu menghasilkan kesepakatan sesuai dengan musyawarah bersama dan berasaskan kekeluargaan.
Tapi apa yang terjadi kalo intensitas rapat itu sangat ketat, dan bahkan dengan jarak yang berdekatan. Wah pasti menjadi kontraproduktif.
Itulah yang terjadi dengan penulis saat ini, sehingga jarang nulis (alasan...deh, bilang aja males). Intensitas rapat yang sangat dekat, bahkan hampir tiap hari membuat diri sendiri menjadi kontraproduktif karena terlalu banyak hal yang harus dirumuskan yang akhirnya membuat implementasi berjalan lambat. Mungkin di tempat lain atau di komunitas tertentu hal tersebut berjalan baik, namun bagi saya intensitas rapat yang sangat rapet membuat hal menjadi ribet dan akhirnya membuat kepala saya menjadi mumet.
*sedang mengeluh...duh
Rapat adalah suatu bentuk yang sangat umum dan banyak dilakukan, dan di Indonesia ini biasanya dibumbui dengan kata akhirnya yaitu menghasilkan kesepakatan sesuai dengan musyawarah bersama dan berasaskan kekeluargaan.
Tapi apa yang terjadi kalo intensitas rapat itu sangat ketat, dan bahkan dengan jarak yang berdekatan. Wah pasti menjadi kontraproduktif.
Itulah yang terjadi dengan penulis saat ini, sehingga jarang nulis (alasan...deh, bilang aja males). Intensitas rapat yang sangat dekat, bahkan hampir tiap hari membuat diri sendiri menjadi kontraproduktif karena terlalu banyak hal yang harus dirumuskan yang akhirnya membuat implementasi berjalan lambat. Mungkin di tempat lain atau di komunitas tertentu hal tersebut berjalan baik, namun bagi saya intensitas rapat yang sangat rapet membuat hal menjadi ribet dan akhirnya membuat kepala saya menjadi mumet.
*sedang mengeluh...duh
0 Comments:
Post a Comment
<< Home