Sunday, March 26, 2006

Sedih

duh...
kenapa depok sekarang seperti ini...

Margo City Square Dibuka, Depok Makin Macet (detik.com)

Saturday, March 25, 2006

Pulau Nasi Day 1

Pagi-pagi nerima sms "jangan lupa, jam sembilan di Ulee Lheu,kapal ke pulo brangkat jam 10" dari seseorang. Duh, pas liat jam dah jam delapan, wah harus mandi nih tapi dipikir-pikir males juga mandi pagi, terpaksa deh ngga mandi. Setelah packing, cuci muka, baca koran, bersihin taman, nguras kolam renang...hehehe, akhirnya penulis berangkat ke Ulee lheu diantarkan oleh defry.

Pas nyampe di pelabuhan Ulee Lheu, kok sepi banget. Teman perjalanan penulis bahkan belum ada yang nongol batang anunya. Terpaksa nunggu di warung deh, ngga sampai setengah jam teman-teman dah dateng. Sambil sarapan, salah satu teman nanya ke pawang kapal (istilah untuk supir kapal, red) mengenai jam keberangkatan. Ngga dinyana ngga disangka ngga diduga ngga tau lagi ngomong apa, eh si pawang bilang bahwa kapal berangkat jam dua siang. Kampret !!!!!! ternyata kita tuh salah informasi.

Dengan hati dongkol campur resah gelisah, akhirnya diputuskan untuk istirahat di rumah salah satu teman. Lumayan bisa makan dan tidur bentar sih, eh iya rumah yang penulis kunjungi adalah salah satu rumah panggung buatan UPLink di Ulee Lheu....

Tidak terasa dah jam dua siang, penulis dan team (adi bagonk, aldi ndobol, ade kriwil dan bapak manto) siap-siap ke pelabuhan Ulee Lheu. Oh iya peralatan tempur kita adalah dua motor trail dan satu motor bebek yang dibawa untuk menjelajah pulau Nasi.

Kapal akhirnya berangkat, dengan kelebihan beban sehingga jalannya sangat perlahan. Penulis dan team memilih untuk duduk diatas dek, supaya bisa liat pemandangan dan juga bisa berjemur. Perjalanan dari Ulee Lheu hingga pulau Nasi mencapai satu jam lamanya, dan mengeluarkan ongkos 10 ribu untuk penumpang orang dan 15 ribu untuk sepeda motor.

Setelah ngobrol ngalor ngidul diatas kapal, sambil potrat potret dengan centilnya diatas kapal. Penulis dan team sampai juga di pelabuhan Lamting, pulau Nasi. Dibutuhkan sekitar setengah jam untuk proses bongkar muat, dah beres langsung cabut ke desa pertama dalam list yaitu Pasi Janeng.

Sampai di Pasi Janeng, kita disambut dengan meriah dan pesta yang membahana..eh ngga deng,malah sepi sunyi senyap. Masih banyak tenda dan rumah non-permanen di desa ini, serta tidak ada pasokan listrik. Kita mengunjungi rumah sekdes untuk memberitahukan kedatangan kita, serta rencana untuk nginap selama tiga hari survey dan menjelajahi tiga desa yakni Pasi Janeng, Alue Reyueng dan Deudap.

Senja mulai tiba, dan badan dah mengantuk..loh !!!!

Bapak sekdes tercinta dengan murah hati memberi kita tempat bermalam yaitu gudang desa, hehehe... ditemani dengan raungan genset...kami tertidur

Thursday, March 16, 2006

Nantikan...

Penulis, dua hari yang lalu jalan-jalan ke Pulau Nasi yang letaknya bersebelahan dengan Pulau Beras. Nah loh...dimana tuh
Makanya nantikan journey report dari penulis, dan jangan lupa untuk ngingetin penulis. Kalo bisa sering-sering (biar ada semangat nih...) dan juga foto-fotonya di gambar-nya tokki.

okeh

*sedang nunggu mood

Rapat Rapet Ribet

Bila ada sesuatu masalah atau sesuatu hal yang dirumuskan bersama, maka biasanya beberapa orang berdiskusi untuk menghasilkan solusi bersama. Bentuknya bisa berbagai macam, mulai dari bincang-bincang hingga yang sangat serius, misalnya workshop. Nah salah satu bentuk lainnya adalah Rapat.
Rapat adalah suatu bentuk yang sangat umum dan banyak dilakukan, dan di Indonesia ini biasanya dibumbui dengan kata akhirnya yaitu menghasilkan kesepakatan sesuai dengan musyawarah bersama dan berasaskan kekeluargaan.
Tapi apa yang terjadi kalo intensitas rapat itu sangat ketat, dan bahkan dengan jarak yang berdekatan. Wah pasti menjadi kontraproduktif.
Itulah yang terjadi dengan penulis saat ini, sehingga jarang nulis (alasan...deh, bilang aja males). Intensitas rapat yang sangat dekat, bahkan hampir tiap hari membuat diri sendiri menjadi kontraproduktif karena terlalu banyak hal yang harus dirumuskan yang akhirnya membuat implementasi berjalan lambat. Mungkin di tempat lain atau di komunitas tertentu hal tersebut berjalan baik, namun bagi saya intensitas rapat yang sangat rapet membuat hal menjadi ribet dan akhirnya membuat kepala saya menjadi mumet.

*sedang mengeluh...duh